Pages

Welcome Myspace Comments

Rabu, 21 September 2011

k@lo aja aQu taUuuuu,, ,

Reiya adalah seorang gadis yang manis, dia sangat ramah dan baik pada semua orang. Namun hidupnya tak sebaik sama sifatnya.
Sejak kecil ia menderita kelainan jantung, setiap hari dia harus meminum obat, dia tidak pernah mengeluh dengan apa yang ia alami selama bertahun-tahun. Kata dokter, umur Reiya hanya sampai 18 tahun, tapi jika ada donor jantung yang pas, maka nyawa Reiya dapat diselamatkan. Namun sayang, umur Reiya sudah 17 tahun, namun keluarganya belum juga menemukan donor yang tepat. Bahkan akhir-akhir ini, Reiya sering pingsan dikelas, akhirnya keluarganya mengambil keputusan untuk mengeluarkan Reiya dari sekolah. Reiya hanya bisa pasrah, karena memang ini sudah menjadi keadaannya.
    Hampir 3 bulan Reiya dirumah, setiap hari yang dikerjakannya hanya membaca buku ditaman.
"Ya... jika kau bosan, kau bisa sesekali mengundang temanmu kesini !" ujar mama Reiya.
"Reiya nggak bosen kok Ma. Reiya cuma kesepian, habis mama, papa bang Ganung, semuanya sibuk diluar" keluh Reiya.
"maaf ya nak" mama memeluk putri satu-satunya tersebut. Reiya sadar kalau mama sibuk mencarikan donor buat dirinya. Padahal jika semua keluarga mau menemaninya barang sehari, itu sudah menjadi obat bagi dirinya.
    Akhir-akhir ini setiap pagi selalu ada seorang cowok yang selalu menyapanya, Reiya nggak kenal dia, jika dia tetangga Reiya, dia pasti kenal. Sebab hampir orang satu komplek dia hapal.
"Pagi Reiya! Wah... buku yang dibaca sudah ganti ya?" cowok itu menyandarkan tubuhnya dipagar rumah. Reiya hanya tersenyum mendengarnya.
"kamu suka bca komik ya?"
Reiya mengangguk.
"kamu kok diem aja? aku kan uda capek-capek tanya."
"habis aku kan nggak kenal kamu" balas Reiya.
"wah...!" cowok itu terlihat senang
"ternyata suara kamu bagus banget, pasti kamu cocok deh kalau jadi koki," mendengar perkataan cowok itu, Reiya tersenyum.
"Reiya, kamu ngomomg sama siapa?" bang Ganung muncul dari dalam rumah, dia terkejut mendapati seorang cowok di luar pagar rumahnya.
"Afif...!" teriak bang Ganung. Cowok tadi hanya melambaikan tangan dan tersenyum.
    Ternyata cowok itu bernama Afif, dia sahabat SMA bang Ganung. Dia sengaja cari tempat kost yang dekat dengan dengan rumah Reiya, agar bisa ngejutin bang Ganung. Reiya terkejut ketika dia tahu kalau ternyata afif tahu tentang penyakitnya.
"sorry ya, kalo aku selama ini buat kamu takut," ungkap Afif.
"saat pertama ngeliat kamu, aku belum tahu kalo kamu adalah adik Ganung, sebab kamu jauh tampak lebih dewasa. Yang kulihat saat itu adalah seorang gadis yang tak pernah kulihat senyumnya," lanjut Afif. Reiya hanya terdiam, dia tahu apa yang diomongin Afif benar.
    Hampir setiap hari Afif datang kerumah Reiya. Rumah Reiya pun kini penuh gelak tawa, sebab Afif pandai sekali melucu. Bahkan Reiya tertawa terbahak-bahak mendengar kelucuan Afif. Satu pagi ketika Afif datang, semua orang tidak ada di rumah, yang ada hanya Reiya, dia duduk di bangku yang ada ditaman seperti biasa.
"boleh aku duduk?" tanya Afif.
"silahkan! Kapan kamu datang?" tanya Reiya
"baru saja, rumah sepi?"
"seperti biasa semua orang mencoba mencari seseorang yang mau mendonorkan jantung untukku," mata Reiya terlihat sendu.
"padahal jatung orang lain pun sangat berharga bagi orang tersebut," lanjut Reiya.
"kamu punya impian?" ucap Afif tiba-tiba, Reiya mengernyitkan dahi
"kurasa punya, jika tidak, kau takkan mempunyai semangat untuk bertahan hingga sekarang." Reiya menatap wajah Afif, ada sesuatu yang berdesir di hatinya sat dia memndang wajah cowok itu.
"impian? apakah itu bisa disebut impian ?" ucap Reiya lirih, Afif menoleh, memandang wajah gadis ayu itu.
"semua keinginan, bisa disebut impian," ujar Afif. Reiya hanya menghela nafas, seperti ada beban berat di pundaknya.
"duduk di bangku ini, memandang bunga, kupu-kupu dan bercanda hingga detik terakhir bersama orang yang kucintai. Apakah itu bisa disebut impian?" Reiya menoleh ke arah Afif yang sedari tadi menatapnya, Afif mengangguk dan tersenyum.
"boleg aku tahu apa impianmu?" tanya Reiya balik.
"sejak dulu aku ingin pergi ke sebuah tempat, dimana aku bisa jalan-jalan di pematang sawah, memancing di sungai yang airnya jernih. Pokoknya pergi ke suatu tempat yang udaranya belum tercemar gitu!" Afif menjelaskan dengan logatnya yang kocak membuat Reiya tersenyum simpul. Tiba-tiba mata mereka beradu, di hati Reiya maupun Afif berdesir sesuatu yang aneh. Reiya menunduk, dia nggak sanggup terus menatap mata Afif, dia merasa tidak pantas untuk merasakan hal itu kepada Afif, yaitu rasa cinta.
    Sejak saat itu, setiap hari Afif selalu datang untuk menemani Reiya. Dia datang selalu dengan membawa hadiah sebuah boneka kecil, setiap hari bonekanya selalu berbeda. Reiya terlihat senang dengan hadiah tersebut, kini 17 buah boneka yang ia punya.
"Reiya, mungkin besok aku tidak bisa menemani mu." ujar Afif.
"kenapa ?" hati Reiya terasa sakit mendengar hal itu karena Reiya mulai terbiasa dengan kehadiran Afif.
"besok kan ultahku," lanjut Reiya dengan nada kecewa.
"maaf, tapi aku janji aku akan cepat selesain urusan ku dan kembali untukmu." Tiba-tiba Afif mencium kening Reiya, dadanya serasa penuh.
======================================================================

    Pesta ultah Reiya diadakan secara sederhana, hanya teman dekat dan keluarga yang diundang. Meski acara terlihat meriah tapi hati Reiya terasa kosong, berkali-kali Reiya melongok kearah pintu, tapi Afif, orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Reiya menggerutu dalam hati, Afif pembohong !! keluhnya. Tapi disisi lain Bang Ganung sibuk menerima telepon, wajahnya terlihat gelisah.
    Reiya heran, sudah seminggu Afif tidak muncul dirumahnya. Reiya tiba-tiba khawatir, jangan-jangan terjadi sesuatu pada Afif.
"Reiya, cepat siap-siap !  Kita akan kerumah sakit," teriak mama dari dalam rumah.
    Kata Bang Ganung ada seseorang yang mau mendonorkan jantungnya pada Reiya, Reiya sebenarnya bahagia sebab dia bisa bertahan hidup, tapi kenapa disaat yang membahagiakan ini Afif nggak ada disampingnya.
"Bang, Afif dimana sih ?" tanya Reiya pada Bang Ganung. Bang Ganung hanya diam.
"kalo Bang Ganung nggak mau ngasih tau, Reiya nggak mau nerima donor jantung itu." Bang ganung terkejut mendengarnya.
"Reiya adikku , Afif nggak bisa datang nemuin kamu dulu. Dia juga sudah tahu kamu mau operasi jantung, dia selalu ngedoain kamu. Kata Afif, jika kamu sembuh nanti, dia akan ngajak kamu jalan-jalan ke tempat yang pernah ia ceritakan padamu," mendengar penjelasan abangnya, Reiya sedikit tenang. Sekarang dia punya semangat untuk berjuang di meja operasi.

======================================================================

    Sebulan setelah operasi, Reiya sudah terlihat bugar. Reiya benar-benar bahagia, sebab sudah sembuh dan dia ingin cepat bertemu dengan Afif. Namun, berminggu-minggu sudah Afif tak kunjung datang. Reiya kesal dan terus menuduh Afif pembohong, tapi ketika dia teringat tentang Afif dadanya selalu perih dan jantungnya berdegup kencang.
"Reiya," Bang Ganung muncul dari balik pintu.
"ada apa bang?," Reiya menghapus airmatanya.
"sudah waktunya kamu tahu sesuatu," Reiya heran dengan perkataan abangnya itu, apa yang dimaksud Bang Ganung dengan sesuatu.
"kau selalu tanya, jantung siapa yang ada dalam tubuhmu sekarang, iya kan ?" Reiya mengangguk. "itu milik Afif," Deg.......rasanya bumi dan langit menghimpit diri Reiya, dia nggak percaya kalau jantung itu milik orangyang selalu dia cap pembohong karena dia tak pernah muncul dihadapan dirinya. Dia tak percaya kalau Afif sudah nggak berada di sisinya selama ini. Lalu untuk apa Reiya menerima semua ini jika orang yang dia sayangi telah meninggalkan dirinya, selamanya. Reiya terus memegang dadanya, rasa sakit itu semakin tak tertahan, tangisnya pun pecah. Bang Ganung memeluk adiknya itu.
"malam itu Afif ingin segera kembali, dia ingin menghadiri pesta ultahmu tapi naas karena dia melaju terlalu cepat, dia nggak tahu kalau di depannya ada oli yang tumpah. Motornya terjatuh, Afif terlempar kejurang," Reiya nggak kuat mendengarnya.
"saat aku datang ke rumah sakit, kondisinya parah, dia sempet ngomong ke aku, seandainya dia mati maka jantungnya akan dia berikan padamu, Reiya  !" Bang Ganung menyerahkan boneka panda yang sedikit berlumur darah kepada Reiya.
"hadiah yang ingin Afif berikan padamu," Bang Ganung meninggalkan Reiya sendiri. Reiya mengambil semua bineka yang diberikan Afif padanya, semua berjumlah 18 buah. Reiya memeluk semua boneka itu dengan erat hingga semua boneka-boneka tersebut mengeluarkan suara "I LOVE YOU." Reiya terkejut dengan suara-suara itu. Ia tekan satu persatu dada boneka itu dan suara yang muncul sama. Namun, saat dia menekan boneka yang terakhir, yaitu boneka hadiah ulang tahun, Reiya tak mendengar apa-apa. Reiya heran, namun dia menemukan ada resleting di punggung boneka itu, saat dia buka ada sebuah surat.

To Reiya
    Rei, selama ini aku memendam rasa suka padamu tapi aku malu mengutarakannya, melalui boneka-boneka itu aku coba mengutarakan isi hatiku. Rei, aku ingin menjadi orang yang bisa menemanimu memendang bunga, kupu-kupu dan bercanda denganmu hingga detik terakhir. Rei, apa kamu mau jadi pacarku ?

Afif

    Membaca tulisan Afif, Reiya berlinangan airmata, kenapa dia baru tau sekarang ? andai ia tahu lebih cepat, dia akan mencegah Afif untuk pergi. Reiya memegang dadanya, tiba-tiba dia tersenyum, dia baru sadar bahwa Afif selalu dihatinya, selamanya.... "Afif, I love you" ucap Reiya lirih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar